Skema Manasik Haji Dari Awal Hingga Akhir 

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah satu ini wajib untuk dilakukan bagi mereka yang mampu. Karena merupakan sebuah ibadah yang utama, tentu seorang muslim harus memahami skema manasik haji ini dengan baik. Tidak ada yang tahu kapan Anda akan berangkat ke tanah suci Mekah. 

Memahami tuntunan ibadah haji ini akan memudahkan Anda dalam pelaksanaan ibadah haji nantinya. Jadi, Anda tetap bisa melanjutkan peribadatan meski terpisah dari pemandu atau menghadapi kendala lainnya di tanah suci. Langsung saja ini dia penjelasannya: 


Skema Manasik Haji 

1. Melakukan Ihram dan Niat 
Hal pertama yang wajib dilakukan oleh seorang jemaah haji adalah ihram dan niat. Ini merupakan landasan peribadatan apapun dalam ajaran Islam. Tidak sah sebuah ibadah tanpa diawali dengan niat. Begitu juga dengan ibadah haji ini. 

Pada saat pelaksanaan haji dimulai tanggal 8 Dzulhijjah, para calon haji melakukan ihram dengan diiringi niat dari tempat pemberangkatan awal. Setelahnya, seluruh jemaah haji akan diminta untuk melakukan persiapan dengan lengkap. 

Setelah persiapan selesai, para jemaah akan menunggu di tenda yang sudah tersedia hingga waktu wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tiba. Biasanya hal ini dilakukan oleh seluruh jemaah pada saat matahari sudah berada di arah barat. 

2. Melakukan Wukuf di Arafah 
Setelah melakukan ihram dan niat, para jemaah kemudian akan melakukan wukuf di Arafah. Hal ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Biasanya dimulai pada tengah hari (Dzuhur) hingga pukul 6 sore atau pada saat matahari benar-benar tenggelam di ufuk barat. 

Pada saat inilah seluruh calon jemaah haji memanjatkan doa kepada Allah SWT. Bisa dibilang ini merupakan salah satu ritual paling sakral yang dilakukan oleh para jamaah haji. Padang arafah ini lokasinya berdekatan dengan Jabal Rahmah yang menjadi tempat bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa. 

3. Melakukan Mabit di Muzdalifah 
Setelah melakukan wukuf, selanjutnya jamaah haji akan melakukan mabit di Muzdalifah. Dalam bahasa Indonesia, mabit ini bisa diartikan menginap. Perjalanan dari padang arafah menuju ke Muzdalifah ini bukan perkara mudah. 

Jika jemaah haji sedang ramai, akan ada jutaan manusia dari seluruh penjuru bumi yang berdesakan di jalanan. Sambil berjalan, para jamaah akan memungut kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah nantinya. 

4. Melakukan Jumrah Aqobah dan Mabit di Mina 
Setelah melakukan mabit di Muzdalifah, para jamaah hari akan beranjak menuju Mina untuk melakukan manasik haji selanjutnya yakni Jumrah Aqobah. Melempar jumrah ini dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah. 

Adapun lontaran yang dilakukan saat Jumrah Aqobah ini adalah sebanyak 7 kali. Setelah selesai melakukannya, para jamaah akan langsung melakukan tahallul atau mencukur rambut. Dari sini, para jamaah haji sudah diperbolehkan untuk mengenakan pakaian biasa. 

Namun, harus tetap sesuai dengan tuntunan syariat. Selesai melakukan tahallul, para jemaah akan kembali ke mina. Di sini mereka akan melakukan mabit selama dua hari yakni pada tanggal 11 hingga 12 Dzulhijjah. Sangat disunnahkan untuk melemparkan jumrah dengan tiga target. 

5. Melakukan Thawaf Ifadah dan Sa’i 
Setelah melakukan jumrah aqobah dan mabit di Mina, pada jemaah haji akan melakukan Thawaf Ifadah yang kemudian dilanjutkan dengan ibadah Sa’i. Untuk jamaah yang sudah melakukan tahallul beserta mabit di Mina, perjalanan hajinya bisa dianggap selesai sampai di sini. 

Agar perjalanan ibadah haji Anda lancar, pastikan untuk memilih travel haji terpercaya Namira Travel. Kami memberikan layanan pemberangkatan haji dan umroh berkualitas dengan harga yang terjangkau. Kami jamin skema manasik haji Anda akan lebih afdhal karena dibimbing langsung oleh ustadz yang berpengalaman. 

 
Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/photos/masjid-nabi-medina-cami-ravza-4525144/