Dua Amalan Haji pada Hari Tasyriq yang Perlu Dijalankan

 

Dua Amalan Haji pada Hari Tasyriq yang Perlu Dijalankan 

Hari Tasyriq adalah 3 hari setelah Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah. Pada hari ini para jamaah haji masih melakukan ibadah haji. Pada hari ini para jamaah hendaknya melakukan amalan/ibadah. Apa saja amalan haji pada hari Tasyriq? 

Amalan yang dapat dilakukan oleh umat muslim yang sedang berhaji ada dua, yaitu mabit di Mina dan melempar jumrah. Penjelasan lengkapnya ada di bawah ini : 

Mabit di Mina Selama 11-13 Dzulhijjah 

Mabit artinya berhenti sejenak. Mabit di Mina adalah berhenti sejenak selama semalaman di Mina. Menurut pendapat mayoritas ulama, mabit di Mina ketika hari Tasyriq hukumnya adalah wajib. 

Anda dapat bermalam selama semalam maupun lebih. Sementara Nabi Muhammad berada di Mina hingga beliau melakukan Thowaf Wada. Jadi, nabi tidak hanya bermalam, pagi dan siang beliau juga berada di Mina. 

Selama bermalam di Mina, sholat fardhu dilakukan sesuai waktunya, sementara itu dapat qashar (rakaatnya dipendekkan, yang empat rakaat menjadi 2, sementara shalat Maghrib dan shalat Subuh rakaatnya tetap sama, yaitu 3 dan 2 rakaat). 

Jika tidak memungkinkan untuk melakukan shalat fardhu sesuai waktunya karena berhaji bersama rombongan Namira Travel, sehingga batas waktu telah ditentukan maka Anda dapat menjamaknya (menggabungkan shalat zuhur dengan asar, serta shalat maghrib dengan shalat isya). Ingat, jasa travel haji terpercaya hanya Namira Travel. Yuk, segera daftar! 

Selama bermalam di Mina, kegiatan apa yang dilakukan selain shalat fardhu? Memperbanyak zikir. Gunakanlah kesempatan ini untuk memohon ampunan dan mengulang doa yang belum dikabulkan oleh Allah. 

Perintah berzikir selama di Mina  terdapat pada Surat Al-Baqarah ayat 203, yang isi kandungannya adalah untuk berzikir dengan menyebut nama Allah selama beberapa hari yang terbilang (hari Tasyriq). 

Selama bermalam di Mina juga diperbolehkan untuk makan dan minum, termasuk mengkonsumsi daging qurban. 

Hal tersebut didasari oleh hadis yang diriwayatkan oleh Muslim. Inti dari hadis tersebut adalah Nabi Muhammad bersabda, bahwa hari Tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman. Hadis ini juga menjadi landasan hukum atas larangan berpuasa pada hari Tasyriq. 

Melempar Jumrah, Amalan Haji pada Hari Tasyriq 

Pada hari Tasyriq terdapat 3 jumrah yang perlu Anda lempar, yaitu: 

Pelemparan tersebut harus dilakukan dengan urut sesuai dengan penomoran di atas. Dilakukan setelah zawal (matahari mulai tergelincir di sebelah Barat) hingga matahari terbenam. 

Cara melempar  jumrah sama seperti melempar jumrah biasa, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali dan diiringi  dengan takbir pada setiap lemparan. Kerikil yang digunakan untuk melempar jumrah bisa berupa kerikil baru, kerikil bekas lemparan milik orang lain, kerikil yang sudah dicuci, maupun kerikil yang belum dicuci. 

Setelah melempar jumrah Ula, berpindahlah ke samping kanan  lalu menghadap ke kiblat sambil berdoa. Kemudian segera berpindah ke jumraha Wustho, selesai melempar jumroh Wustho bergeser juga ke samping kiri lalu berdoa sambil menghadap kiblat. 

Selanjutnya segera berpindah ke jumrah Aqobah. Setelah selesai melempar jumrah Aqobah tidak perlu berdoa. Doa apa yang dibaca setelah melempar jumrah Ula dan Wustho? Sesuai pendapat Imam Ghazali, doa yang Anda panjatkan setelah melempar jumrah Ula dan Wustho adalah: 

Mengucap basmallah, kemudian melaknat setan, mengucapkan  keridhoan bagi Allah, dan memohon agar haji diterima dan sya’i disyukuri. 

Meskipun dua amalan haji pada hari Tasyriq tersebut bisa dilakukan sepanjang hari Tasyriq, tetapi pengurus haji dari pemerintah Arab Saudi sudah mengatur kapan tiap jamaah dapat bermalam di Mina dan melempar jumrah. Hal tersebut tentunya agar jamaah  tidak berebut dan berdesak-desakan. 


Sumber Gambar : https://pixabay.com/id/photos/mekkah-haji-orang-orang-grup-orang-66985/